Jakarta — Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp130 triliun untuk memperkuat sektor pembiayaan rumah rakyat, sebagai bagian dari strategi nasional pemerataan kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program ini dirancang untuk mendukung pembangunan rumah sekaligus mendorong peran UMKM kontraktor di seluruh Indonesia.

“Jadi ini diluncurkan untuk kredit perumahan di mana pemerintah menyediakan anggaran on top Rp 130 triliun,” ujar Airlangga.

Program ini ditargetkan mampu membangun sekitar 320.000 rumah, dengan kredit yang dapat berputar hingga Rp 20 miliar melalui platform khusus bagi UMKM kontraktor.

Airlangga juga mendorong kepala daerah seperti gubernur, wali kota, dan bupati untuk aktif mendukung kontraktor daerah dalam menyediakan rumah bagi masyarakat, sebagai bagian dari program Presiden Prabowo Subianto untuk menyediakan 3 juta rumah.

Ia menambahkan, program kredit perumahan juga mencakup fasilitas renovasi dan perbaikan rumah, dengan alokasi Rp 17 triliun. Bunga pinjaman pun dibatasi maksimal 6% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rumah tangga penerima.

“Kepada para calon penerima saya mohon dan saya harapkan agar pinjaman yang dibantu oleh pemerintah dengan cicilan bunga maksimum 6% ini harapannya bisa mendorong ekonomi di rumah tangga Bapak dan Ibu,” kata Airlangga.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Hery Gunardi mengatakan, Penyaluran KUR oleh BRI terus meningkat hingga akhir September 2025. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp130,2 triliun kepada 2,8 juta debitur, atau 74,4 persen dari total alokasi Rp175 triliun tahun ini. Pencapaian ini menunjukkan besarnya peran sektor perbankan dalam menggerakkan ekonomi produktif di tingkat akar rumput.

“BRI terus berkomitmen menyalurkan pembiayaan ke sektor riil agar pelaku UMKM bisa tumbuh dan naik kelas,” ujarnya.

BRI turut menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan nilai kredit mencapai Rp15,07 triliun hingga September 2025. Program ini sejalan dengan target pemerintah membangun tiga juta rumah bagi masyarakat kecil.

Dengan dukungan anggaran yang kuat dan sinergi lintas sektor, pemerintah optimistis program ini akan memperluas kepemilikan rumah di kalangan masyarakat produktif, sekaligus menekan kesenjangan sosial.